Pesawat tak berawak (UAV) tampaknya tidak akan menerima kucuran dana
yang besar dari Anggaran Pentagon 2014. Ini akibat dari pemotongan
anggaran Pentagon oleh Pemerintah AS. Namun, meskipun ada pembatasan
anggaran pertahanan yang dimandatkan oleh Kongres AS, masih ada sejumlah
senjata, pesawat dan kapal yang terhindar dari penyunatan anggaran ini,
artinya pendanaan untuk pengembangan, operasional dan akuisisinya tetap
di dukung Pentagon atau bahkan ditingkatkan.
Perubahan besar pada anggaran pertahanan AS ini mengakibatkan harus ditangguhkannya pembelian dan pengembangan berbagai alat pertahanan. Anggaran pentagon untuk 2014 adalah US$ 527 miliar (sekitar 5.117 triliun rupiah), ditambah dana cadangan sebesar US$ 88 miliar untuk perang Afghanistan. Ini memang angka yang fantastis, namun untuk kebutuhan pertahanan AS, penurunan anggaran 10% dari tahun lalu ini sangat menyakitkan.
Perubahan besar pada anggaran pertahanan AS ini mengakibatkan harus ditangguhkannya pembelian dan pengembangan berbagai alat pertahanan. Anggaran pentagon untuk 2014 adalah US$ 527 miliar (sekitar 5.117 triliun rupiah), ditambah dana cadangan sebesar US$ 88 miliar untuk perang Afghanistan. Ini memang angka yang fantastis, namun untuk kebutuhan pertahanan AS, penurunan anggaran 10% dari tahun lalu ini sangat menyakitkan.
Perlengkapan sensor pertahanan-rudal senilai US$ 1,7 miliar yang disebut sebagai Precision Tracking Space System
adalah korban besar utama karena dampak perampingan anggaran pertahanan
ini. Masih banyak yang lainnya, seperti generasi selanjutnya dari rudal
Aegis, helikopter light utility Angkatan Darat AS, amunisi untuk marinir, semua pembelian dan pengembangan akan dipangkas atau ditunda sama sekali.
Namun, tidak semua alutsista yang terkena imbasnya, beberapa alutsista masih terhindar dari "kapak maut" Pentagon ini. Berikut adalah beberapa sistem senjata yang tetap diprioritaskan pada 2014 :
Kendaraan Tempur Amfibi
Korps Marinir AS benar-benar menginginkan tank canggih yang bisa "berenang," yang mereka kendarai dari kapal serbu amfibi lalu menuju ke pantai untuk melakukan pertempuran. Sejak tahun 1970 (desain), Marinir AS belum memiliki kendaraan tempur amfibi yang baru, dan membengkaknya biaya pengembangan telah menewaskan Expeditionary Combat Vehicle pada tahun 2011. Namun segera setelah itu, marinir kembali ke "papan gambar." Untuk kendaraan yang disebut Amphibious Combat Vehicle ini, pada tahun ini Pentagon meminta Kongres untuk dana sebesar US$ 137 juta, naik dari US$ 95 juta pada tahun lalu dan US$ 37 juta pada tahun sebelumnya.
Namun, tidak semua alutsista yang terkena imbasnya, beberapa alutsista masih terhindar dari "kapak maut" Pentagon ini. Berikut adalah beberapa sistem senjata yang tetap diprioritaskan pada 2014 :
Kendaraan Tempur Amfibi
Korps Marinir AS benar-benar menginginkan tank canggih yang bisa "berenang," yang mereka kendarai dari kapal serbu amfibi lalu menuju ke pantai untuk melakukan pertempuran. Sejak tahun 1970 (desain), Marinir AS belum memiliki kendaraan tempur amfibi yang baru, dan membengkaknya biaya pengembangan telah menewaskan Expeditionary Combat Vehicle pada tahun 2011. Namun segera setelah itu, marinir kembali ke "papan gambar." Untuk kendaraan yang disebut Amphibious Combat Vehicle ini, pada tahun ini Pentagon meminta Kongres untuk dana sebesar US$ 137 juta, naik dari US$ 95 juta pada tahun lalu dan US$ 37 juta pada tahun sebelumnya.
Foto : U.S. Marine Corps
F-35 Joint Strike Fighter
Sudah pasti Anda tidak akan terkejut dengan yang satu ini. Tiga versi dari jet tempur siluman ini - untuk Angkatan Udara, Angkatan Laut dan Korps Marinir- akan terus "terbang" pada tahun-tahun kedepan. Digadang-gadang sebagai pesawat tempur tercanggih yang pernah ada, ini merupakan program senjata paling mahal dalam sejarah manusia.
Untuk semua itu, Pentagon mengusulkan pengeluaran sebesar US$ 8,4 miliar
untuk akuisisi, membeli 19 unit F-35 baru untuk Angkatan Udara, 4 untuk
Angkatan Laut dan 6 untuk Korps Marinir. Sebenarnya anggaran ini masih
lebih kecil dibandingkan anggaran untuk F-35 tahun lalu yang sebesar US$
9,1 miliar. Namun ini masih menjadi suatu hal besar yang ingin Pentagon
beli pada tahun depan.
Foto : U.S. Air Force
Boeing EA-18G Growler
Boeing EA-18G Growler adalah jet tempur berbasis kapal induk yang
merupakan versi khusus dari F/A-18F Super Hornet kursi ganda. Angkatan
Laut AS sangat menginginkan Growler baru, flying jammer pada
badan pesawat F/A-18 Super Hornet yang telah membuat debut tempur
pertamanya di atas langit Libya dua tahun lalu. Dalam dua tahun
terakhir, Pentagon menginginkan lebih dari US$ 1 miliar dolar per tahun
unutk 12 Boeing EA-18G Growler. Sekarang meminta US$ 2,01 miliar untuk
21 unit.
Foto : Boeing
Kapal Selam Kelas Virginia SSN-774
Kapal selam silent yang mampu berada di dekat pantai pertempuran ini adalah alutsista mata-mata penting Angkatan Laut AS. Dilengkapi dengan kecepatan dan sensor canggih. Dana yang diminta untuk kapal selam kelas Virginia tahun ini naik menjadi US$ 5,4 miliar untuk dua kapal - satu kapal selam tambahan sudah diantisipasi oleh Pentagon - naik dari US$ 4,79 miliar dari tahun sebelumnya.
Kapal selam silent yang mampu berada di dekat pantai pertempuran ini adalah alutsista mata-mata penting Angkatan Laut AS. Dilengkapi dengan kecepatan dan sensor canggih. Dana yang diminta untuk kapal selam kelas Virginia tahun ini naik menjadi US$ 5,4 miliar untuk dua kapal - satu kapal selam tambahan sudah diantisipasi oleh Pentagon - naik dari US$ 4,79 miliar dari tahun sebelumnya.
Foto : U.S. Navy
Littoral Combat Ship
Selain kapal selam kelas Virginia, yang bisa "mendekati" pantai tempur adalah bintangnya Angkatan Laut AS yaitu Littoral Combat Ship. Sekitar 4 kapal direncanakan dibangun untuk Angkatan Laut AS pada tahun ini, dan rencananya akan membeli 1o unit lebih hingga 2018. Untuk kapal tempur Litoral ini, Angkatan Laut AS tahun ini meminta US$ 2,38 miliar, sedikit naik dari tahun lalu yang sebesar US$ 2,33 miliar.
Foto : U.S. Navy
Warfighter Information Network - Tactical
Untuk anggaran Warfighter Information Network (WIN-T), tahun ini Angkatan Darat AS meminta US$ 1,28 miliar. Lebih besar dari tahun lalu yang sebesar US$ 1,23 miliar. Dana ini untuk mendukung dan memperluas jaringan WIN-T.
Foto : Lockheed Martin
No comments:
Post a Comment