Kubah Besi diklaim berhasil tangkal 87 persen serangan roket dari Gaza
Konflik di Gaza yang berlangsung selama delapan hari secara tidak langsung menjadi "ajang promosi" bagi alat utama sistem persenjataan Israel. Sudah ada negara yang tertarik dengan sistem pertahanan rudal Israel dalam menangkal serangan roket dari kelompok militan Hamas dari Jalur Gaza. Sistem itu disebut "Kubah Besi" (Iron Dome).
India tertarik dengan alutsista ini. Menurut Times of India, pejabat pertahanan negara itu terus mengamati kinerja Kubah Besi dalam menangkal tembakan roket Fajr V dari Gaza.
Kantor berita Reuters mengungkapkan selama 14 November hingga tercapai gencatan senjata pada 22 November lalu, ada sekitar 1.500 tembakan roket dari Gaza ke Israel. Menurut laporan, rudal Kubah Besi Israel diklaim mampu menembak jatuh 87 persen dari roket-roket yang meluncur dari Gaza.
Kemampuan Kubah Besi ini diyakini berperan dalam mencegah banyaknya jumlah korban jiwa di pihak Israel. Menurut klaim dari pemerintah negara zionis itu, lima warga mereka tewas akibat gempuran roket dari Gaza. Namun, jumlah ini tidak sebanding dengan banyaknya warga sipil Palestina yang menjadi korban serangan rudal dari jet-jet tempur Israel, yaitu lebih dari 160 jiwa.
Kubah Besi itu diproduksi oleh perusahaan Israel, Rafael Advanced Defense Systems, dan dioperasikan sejak 2011. Rudal ini mampu menembak jatuh roket dan peluru artileri yang berdaya jangkau hingga 70 km. Sistem ini juga efektif menghalau roket-roket ke wilayah berpenduduk padat.
Itulah yang membuat India kesengsem dengan rudal pertahanan Israel itu. Mereka ingin adanya sistem pertahanan mirip Kubah Besi untuk mengantisipasi ancaman serangan dari kelompok-kelompok militan dari Pakistan, seperti Lashkar-e-Taiba (LeT).
Kelompok itu disinyalir mampu menembakkan roket jarak pendek ke wilayah India. India pun terus mengantisipasi munculnya lagi ketegangan hubungan dengan Pakistan. Kedua negara itu pernah beberapa kali saling serang dalam memperebutkan wilayah di perbatasan, seperti Kashmir.
Belum ada pernyataan resmi dari pemerintah India soal minat mereka terhadap Kubah Besi. Namun, kalangan media massa India sudah mengendus ketertarikan pemerintah mereka untuk memiliki pertahanan rudal mirip yang dimiliki Israel.
Beberapa bulan lalu, para ilmuwan militer India telah menyarankan pemerintah untuk membuat program patungan dengan Israel dalam membangun Kubah Besi. Menurut mereka, walau sudah punya rudal balistik, India tidak memiliki sistem pertahanan yang memadai untuk menangkal tembakan roket jarak pendek dan artileri dari musuh.
Para ilmuwan militer India, yang tergabung dalam Organisasi Penelitian dan Pembangunan Pertahanan (DRDO), tengah bekerjasama dengan perusahaan Israel dalam membuat rudal jarak menengah anti serangan udara. Namun, kemampuan dan kegunaan rudal itu berbeda dengan Kubah Besi.
India tertarik dengan alutsista ini. Menurut Times of India, pejabat pertahanan negara itu terus mengamati kinerja Kubah Besi dalam menangkal tembakan roket Fajr V dari Gaza.
Kantor berita Reuters mengungkapkan selama 14 November hingga tercapai gencatan senjata pada 22 November lalu, ada sekitar 1.500 tembakan roket dari Gaza ke Israel. Menurut laporan, rudal Kubah Besi Israel diklaim mampu menembak jatuh 87 persen dari roket-roket yang meluncur dari Gaza.
Kemampuan Kubah Besi ini diyakini berperan dalam mencegah banyaknya jumlah korban jiwa di pihak Israel. Menurut klaim dari pemerintah negara zionis itu, lima warga mereka tewas akibat gempuran roket dari Gaza. Namun, jumlah ini tidak sebanding dengan banyaknya warga sipil Palestina yang menjadi korban serangan rudal dari jet-jet tempur Israel, yaitu lebih dari 160 jiwa.
Kubah Besi itu diproduksi oleh perusahaan Israel, Rafael Advanced Defense Systems, dan dioperasikan sejak 2011. Rudal ini mampu menembak jatuh roket dan peluru artileri yang berdaya jangkau hingga 70 km. Sistem ini juga efektif menghalau roket-roket ke wilayah berpenduduk padat.
Itulah yang membuat India kesengsem dengan rudal pertahanan Israel itu. Mereka ingin adanya sistem pertahanan mirip Kubah Besi untuk mengantisipasi ancaman serangan dari kelompok-kelompok militan dari Pakistan, seperti Lashkar-e-Taiba (LeT).
Kelompok itu disinyalir mampu menembakkan roket jarak pendek ke wilayah India. India pun terus mengantisipasi munculnya lagi ketegangan hubungan dengan Pakistan. Kedua negara itu pernah beberapa kali saling serang dalam memperebutkan wilayah di perbatasan, seperti Kashmir.
Belum ada pernyataan resmi dari pemerintah India soal minat mereka terhadap Kubah Besi. Namun, kalangan media massa India sudah mengendus ketertarikan pemerintah mereka untuk memiliki pertahanan rudal mirip yang dimiliki Israel.
Beberapa bulan lalu, para ilmuwan militer India telah menyarankan pemerintah untuk membuat program patungan dengan Israel dalam membangun Kubah Besi. Menurut mereka, walau sudah punya rudal balistik, India tidak memiliki sistem pertahanan yang memadai untuk menangkal tembakan roket jarak pendek dan artileri dari musuh.
Para ilmuwan militer India, yang tergabung dalam Organisasi Penelitian dan Pembangunan Pertahanan (DRDO), tengah bekerjasama dengan perusahaan Israel dalam membuat rudal jarak menengah anti serangan udara. Namun, kemampuan dan kegunaan rudal itu berbeda dengan Kubah Besi.
Sumber : Vivanews
No comments:
Post a Comment