Dihadapkan dengan alokasi anggaran Negara bagi pemenuhan kebutuhan pokok minimum hingga tahun 2014, maka pemenuhan Alutsista (Alat Utama Sistem Senjata) bagi TNI secara mandiri perlu diprioritaskan. Fokus pembangunan Alutsista dalam negeri untuk memenuhi berbagai kebutuhan persenjataan dalam negeri mendesak untuk direalisasikan. Karena kondisi riil alokasi anggaran yang tersedia, tidak memungkinkan jika kita hanya mengandalkan Alutsista buatan luar negeri.
Harus kita sadari bahwa kondisi Alutsista yang memadai baik dari segi kualitas dan kuantitas di samping sebagai show of force, juga merupakan sebuah tuntutan yang melekat kuat dalam sistem pertahanan negara dan bahkan menjadi syarat mutlak dalam melakukan diplomasi internasional. Sehebat apapun cara kita berdiplomasi dengan negara lain, tanpa didukung kekuatan pertahanan negara yang kuat, maka kita akan cenderung diremehkan oleh bangsa lain. Apalagi hingga saat ini, belum ada kekuatan lain yang bisa menopang kewibawaan sebuah negara dan mampu menaikkan bargaining power, selain kondisi pertahanan negara yang kuat.
Belajar dari pengalaman masa lalu, ketika kita lebih banyak menggantungkan Alutsista buatan asing, ternyata begitu negara pemasok alutsista melakukan embargo, maka kita kalang kabut, akibat ketiadaan suku cadang. Oleh karena itu, Bangsa Indonesia secara bertahap harus berani mengurangi ketergantungan dan hanya mengandalkan Alutsista produk asing, serta menuju pada kemandirian Alutsista produk dalam negeri.
Walaupun kita tidak mampu mandiri sepenuhnya, dalam arti melengkapi seluruh Alutsista buatan dalam negeri, terutama jenis alutsista yang memang belum dapat di produksi dalam negeri, tetapi secara bertahap kita harus meminimalkan pengadaan Alutsista produk luar negeri.
Sudah waktunya bangsa ini memiliki kemandirian dalam pengadaan Alutsista. Apalagi kita telah memiliki sejumlah BUMN industri strategis dalam negeri seperti PT Dirgantara Indonesia, PT PAL, PT Pindad, PT LEN, PT Inti Komunikasi, yang semuanya telah siap dan berkomitmen untuk mendukung kepentingan TNI dalam rangka mewujudkan kemandirian di bidang Alutsista.
Komitmen untuk memprioritaskan produk Alutsista dalam negeri, dengan memberdayakan industri pertahanan dalam negeri dan BUMN industri strategis harus menjadi tekad kita semua.
Yang masih perlu menjadi perhatian kita bersama adalah upaya peningkatan kualitas sumberdaya manusia Indonesia dalam penguasaan teknologi yang berkaitan dengan industri pertahanan serta mendorong para tenaga ahli kita yang masih bekerja di industri strategis asing untuk kembali ke tanah air.
Dengan demikian, pertahanan kita akan semakin kuat dan sekaligus kita mampu mandiri dalam industri pertahanan.
Oleh sebab itu kita berharap pembangunan pertahanan negara yang kuat harus dibarengi dengan pemenuhan kebutuhan Alutsista yang memadai. Apalagi Negara kita adalah negara besar, yang memiliki wilayah yang sangat luas dan berada dalam posisi silang yang sangat strategis, sehingga tantangan, gangguan dan ancaman yang dihadapi baik dari dalam negeri maupun luar negeri juga besar.
Harus kita sadari bahwa kondisi Alutsista yang memadai baik dari segi kualitas dan kuantitas di samping sebagai show of force, juga merupakan sebuah tuntutan yang melekat kuat dalam sistem pertahanan negara dan bahkan menjadi syarat mutlak dalam melakukan diplomasi internasional. Sehebat apapun cara kita berdiplomasi dengan negara lain, tanpa didukung kekuatan pertahanan negara yang kuat, maka kita akan cenderung diremehkan oleh bangsa lain. Apalagi hingga saat ini, belum ada kekuatan lain yang bisa menopang kewibawaan sebuah negara dan mampu menaikkan bargaining power, selain kondisi pertahanan negara yang kuat.
Belajar dari pengalaman masa lalu, ketika kita lebih banyak menggantungkan Alutsista buatan asing, ternyata begitu negara pemasok alutsista melakukan embargo, maka kita kalang kabut, akibat ketiadaan suku cadang. Oleh karena itu, Bangsa Indonesia secara bertahap harus berani mengurangi ketergantungan dan hanya mengandalkan Alutsista produk asing, serta menuju pada kemandirian Alutsista produk dalam negeri.
Walaupun kita tidak mampu mandiri sepenuhnya, dalam arti melengkapi seluruh Alutsista buatan dalam negeri, terutama jenis alutsista yang memang belum dapat di produksi dalam negeri, tetapi secara bertahap kita harus meminimalkan pengadaan Alutsista produk luar negeri.
Sudah waktunya bangsa ini memiliki kemandirian dalam pengadaan Alutsista. Apalagi kita telah memiliki sejumlah BUMN industri strategis dalam negeri seperti PT Dirgantara Indonesia, PT PAL, PT Pindad, PT LEN, PT Inti Komunikasi, yang semuanya telah siap dan berkomitmen untuk mendukung kepentingan TNI dalam rangka mewujudkan kemandirian di bidang Alutsista.
Komitmen untuk memprioritaskan produk Alutsista dalam negeri, dengan memberdayakan industri pertahanan dalam negeri dan BUMN industri strategis harus menjadi tekad kita semua.
Yang masih perlu menjadi perhatian kita bersama adalah upaya peningkatan kualitas sumberdaya manusia Indonesia dalam penguasaan teknologi yang berkaitan dengan industri pertahanan serta mendorong para tenaga ahli kita yang masih bekerja di industri strategis asing untuk kembali ke tanah air.
Dengan demikian, pertahanan kita akan semakin kuat dan sekaligus kita mampu mandiri dalam industri pertahanan.
Oleh sebab itu kita berharap pembangunan pertahanan negara yang kuat harus dibarengi dengan pemenuhan kebutuhan Alutsista yang memadai. Apalagi Negara kita adalah negara besar, yang memiliki wilayah yang sangat luas dan berada dalam posisi silang yang sangat strategis, sehingga tantangan, gangguan dan ancaman yang dihadapi baik dari dalam negeri maupun luar negeri juga besar.
Sumber : Bisnis
No comments:
Post a Comment