Mayor Laurens J.W Vijge Selaku Instruktur Penerbang di Royal Netherlands Air Force, akhirnya menyelesaikan penerbangan pertamanya dengan pesawat tempur siluman F-35A Lightning II, setelah melakukan classroom training 210 jam serta 13 jam penerbangan di simulator.
“Pesawat ini memiliki handling yang bagus dan sangat mudah diterbangkan. Pada kenyataannya lebih mudah menerbangkannya secara nyata daripada di simulator”, ujar Mayor Vijge. “Saya tidak pernah mempunyai persiapan yang lebih baik dari yang saya siapkan untuk menerbangkan F-35 ini. Terima kasih untuk semua yang telah bekerja keras dengan penuh dedikasi di F-35 Academic Training Center.
Belanda saat ini memiliki 2 pesawat generasi kelima F-35 yang berada di Amerika Serikati, untuk terus melatih para pilot dalam ujicoba operasional dan evaluasi pesawat, sebelum bergabung dengan Angkatan Udara Belanda pada tahun 2015. Pesawat F-35 dan para pilot Belanda itu, untuk sementara bergabung dengan U.S. Air Force’s 58th Fighter Squadron di 33rd Fighter Wing.
“Sangat mengesankan – bukan hanya karena penerbangan pertama saya di pesawat F-35 pertama Belanda, tapi juga mendapatkan penerbangan historis bersama Letnan Kolonel Matthew Renbarger (the 58th Fighter Squadron commander) sebagai wingman saya”, ujar Mayor Vijge yang telah berpengalaman menerbangkan F-16 selama 2500 jam.
Pesawat F–35 didisain untuk menembus pertahanan udara musuh dan membawa berbagai jenis amunisi yang presisi. Pesawat modern generasi baru ini membawa fitur siluman, meningkatkan kerjasama operasi dengan sekutu kami dan pembagian biaya servis bagi Amerika Serikat dengan negara-negara mitra.
“Penerbangan pertama ini menandai dimulainya program pelatihan penting yang dibutuhkan pilot kami, dan itu adalah contoh yang bagus dari kemitraan yang solid antara Angkatan Udara Kerajaan Belanda dan Angkatan Udara Amerika Serikat, ” ujar Perwakilan Belanda untuk operasi F-35 AS, Letnan Kolonel Albert J. De Smit.
“Lembaga F-35 OT&E (Operational Test and Evaluation Center), menjadi upaya kerja sama dengan Amerika Serikat dan Inggris. Ini adalah contoh lain dari sifat koperasi dari Program F-35″, tambah De Smit.
Program F-35 telah menyelesaikan 7.400 penerbangan dan 11.600 jam terbang sampai saat ini. Lebih dari 3.200 penerbangan dan 4.250 jam dari Program F-35 diselesaikan dalam waktu dua tahun terakhir di Eglin Air Force Base’s F-35 Integrated Training Center, Florida AS.
F-35 Lightning II merupakan pesawat tempur generasi kelima, menggabungkan advanced stealth dengan kecepatan-kelincahan pesawat, fully fused sensor information, network dan advanced sustainment.
Tiga varian berbeda dari F-35 akan menggantikan pesawat A-10 dan F-16 untuk Angkatan Udara AS, F/A-18 untuk Angkatan Laut AS, F/A-18 dan AV-8B Harrier untuk Korps Marinir AS, dan berbagai pesawat tempur untuk setidaknya 10 negara lainnya.
Setelah Belanda, Australia akan menerima pesawat pertama F-35 di sekitar bulan Juni tahun 2014. Singapura pun ikut dalam program F-35 ini, sehingga sebentar lagi mereka pun akan memiliki pesawat siluman, menyambut datangnya era pesawat tempur generasi kelima.
sumber : JKGR
No comments:
Post a Comment