Jombang : Dalam duel artileri kecepatan untuk memperoleh informasi dari mana asal tembakan menjadi sesuatu yang sangat menentukan. Dengan mengetahui titik asal tembakan, akan memudahkan bagi satbak (satuan tembak) pada Yon Armed TNI AD untuk bisa membalas tembakan artileri ke basis perkubuan musuh. Tidak asal tembak tentunya, diharapkan tembakan balasan dapat mempunyai presisi tinggi, sehingga daya hancur pada sisi lawan dapat maksimal, yang pada akhirnya dapat melumpuhkan serangan lawan.
Pastinya bukan hal mudah untuk melakukan tembakan balasan yang efektif? Tidak jarang, arah lintasan proyektil pada meriam jenis howitzer melambung melintasi medan berbukit. Membalas tembakan dari artileri lawan jelas butuh perhitungan matematis tersendiri. Nah, untuk mempermudah peran satbak dalam membalas tembakan lawan, kini Pusat Pendidikan (Pusdik) Armed TNI AD tengah mengembangkan sista yang disebut sebagai Radar Fire Finder Armed. Dari identitas namanya sudah jelas, perangkat ini tak lain berupa radar yang berperan untuk mencari kedudukan dari meriam lawan.
Bagaimana cara kera Radar Fire Finder Armed? Mekanisme pertama adalah, kita memang harus menunggu proyektil lawan meluncur ke sasaran. Tapi jangan khawatir, disini Radar Fire Finder akan memancarkan sinyal untuk mencari lintasan proyektil yang ditembakkan musuh. Untuk kemudian, hasil tangakapan sinyal diolah secara otomatis oleh komputer menjadi data kedudukan (koordinat) meriam musuh yang menembakkan proyektil tersebut. Proses selanjutnya, data kedudukan meriam musuh yang telah diketahui, dikirim ke Satbak untuk diolah menjadi data tembak. Dan, tahap akhir tinggal Satbak melakukan eksekusi menghancurkan posisi meriam musuh.
Radar Fire Finder Armed yang ikut ditampilkan dalam Pameran Alutsista TNI AD 2013, secara teori dapat memancarkan sinyal dengan kelebaran sebaran 45 derajat dengan jarak 5.000 meter. Karena tampil di garda depan pertempuran, sifat radar ini harus punya mobilitas tinggi dan mendapat perlindungan. Untuk itu Radar Fire Finder dapat dipasang di platform jip ukuran ¾ ton. Sistem radar ini pun dapat dioperasikan oleh 2 awak (1 pengemudi dan 1 operator). Menghadapi eskalasi pertempuran yang panjang, radar ini pun dirancang untuk dioperasikan secara terus menerus sesuai kebutuhan operasi, salah satunya dengan dukungan genset. Secara umum, data yang dihasilkan dari Radar Fire Finder mencakup kaliber proyektil, kecepatan lintasan, waktu terbang, titik jatuh, dan kedudukan senjata asal proyektil.
Dalam gelar operasinya, respon data dari Radar Finder harus mendapat penanangan cepat dari Satbak, untuk menghindari berpindahnya posisi meriam lawan. Perangkat radar ini resminya masih dalam tahap prototipe, kita semua berharap agar Radar Fire Finder dapat segera resmi digunakan oleh Satuan Armed, tidak hanya di lingkup TNI AD, semestinya Yon Armed Korps Marinir TNI AL juga sudah sepantasnya punya radar seperti ini. Dalam pengembangan kedepan, idetifikasi asal tembakan lawan juga bisa dipadukan dengan teknologi pesawat intai tanpa awak. Dengan demikian, meriam-meriam dan roket MLRS sangar TNI AD, seperti KH-178, M-51 130mm, M2A2, AMX-MK61, M-48 76mm, FH-2000 155mm, ASTROS II MK8, dan sista Armed Korps Marinir, RM70 Grad dan howitzer LG-1 MKIIdapat memberikan balasan tembakan yang mematikan ke posisi lawan.(Gilang Perdana)
Spesifikasi Teknis
- Modul X Band Freq : 8-10 Ghz
- Ant. Transmitter Freq : 8-10 Ghz
- Antena Receiver Freq : 5-14 Ghz
- HPA IF Freq : 950-1700 Mhz, Power 40W, Gain >70 dB, Freq 2-20Ghz
- LNA Noise Figure : 2 dB, Gain 50 dB
- Local Modulator Bandwidth : 6250-9750 Mhz
- Up Converter Freq Out : 6 Ghz
- Down Converter Freq Range : 6 Ghz
- Spatial Map GIS : 2D Map, interactive user interface map database
- Doppler Calculation : Realtime calculation
sumber : indomiliter
No comments:
Post a Comment