Sidney
: Dalam
tempo yang nyaris bersamaan, Australia terlibat ketegangan dengan
Indonesia dan China terkait masalah yang berlainan. Pengamat politik di
Australia, mengatakan, diplomasi negara pimpinan Perdana Menteri Abbott
itu sedang diuji.
Dengan
Indonesia, Australia tengah dilanda ketegangan diplomatik, setelah
skandal penyadapan intelijen Australia terhadap ponsel Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono dan sembilan tokoh lainnya pada 2009 terbongkar.
Australia sempat membalas dengan menuding, Indonesia dan China
bersekongkol menyadap Australia.
Sedangkan
dengan China, Australia terlibat ketegangan diplomatik, setelah protes
Menteri Luar Negeri Australia, Julie Bishop atas klaim blok udara Laut
China Timur oleh Beijing ditanggapi keras. Yang terbaru, Australia, hari
ini (28/11/2013) memanggil duta besar China yang berada di Australia.
Dari
rangkaian ketegangan itu, Pemerintahan Tony Abbott dianggap tidak
menyadari realitas kekuatan di Asia. ”Mereka (Australia) telah lari
cepat dari realitas, bahwa distribusi kekuasaan di Asia telah bergeser,”
kata Hugh White, profesor bidang Studi Politik dan Strategi di
Universitas Internasional Australia, seperti dikutip Reuters.
”Mereka berurusan dengan kedua negara, Indonesia dan China yang lebih kuat dari yang mereka mengerti,” lanjut White.
Australia,
kini dalam dilema, karena bulan depan akan mengambil alih ketua G20, di
mana kelompok negara-negara itu, bergantung kepada China dan
negara-negara Asia lain untuk membeli sebagian besar ekspornya.
Kekhwatiran
itu juga dirasakan PM Tony Abbott. "Saya berharap China menjadi mitra
ekonomi yang kuat dan berharga dari kita, tapi saya pikir China
sepenuhnya memahami bahwa pada beberapa masalah kita akan mengambil
posisi yang berbeda untuk mereka,” kata Abbott, Kamis (28/11/2013).
Sumber : Sindonews
No comments:
Post a Comment