Rusia akan melakukan uji coba peluncuran rudal balistik antar-benua
(ICBM) baru sebelum akhir tahun ini, serang pejabat tinggi di industri
pertahanan Rusia mengatakan kepada RIA Novosti, Kamis, 3 Oktober 2013.
[Ilustrasi] Rudal RS-24 Yars |
RS-26, rudal ICBM berbahan bakar padat, akan segera melengkapi sistem rudal Yars dan Topol-M yang saat ini sudah dalam layanan Pasukan Rudal Strategis Rusia, kata pejabat itu.
Belum ada spesifikasi dan nama resmi yang dikeluarkan pihak Rusia mengenai rudal RS-26 ini. Namun surat kabar Vedomosti mengutip pernyataan seseorang di industri pertahanan Rusia yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan bahwa rudal baru ini akan dilengkapi dengan hulu ledak dan sistem baru yang dapat mengatasi sistem pertahanan rudal musuh.
Ahli tersebut juga menyangkal spekulasi bahwa rudal RS-26 melanggar perjanjian Intermediate-range Nuclear Forces Treaty tahun 1987, yang mana perjanjian tersebut melarang Amerika Serikat dan Rusia untuk memiliki rudal nuklir dan rudal jelajah dan balistik peluncuran darat jarak menengah. Jarak menengah disini didefinisikan kedua negara antara 500 km-5.500 km. Bila jangkauan lebih dari 5.500 km, maka masuk dalam perjanjian 2010 New Strategic Arms Reduction Treaty (New START).
Pada bulan Juni lalu, Rusia sudah menguji elemen rudal ICBM ini. Wakil Perdana Menteri Rusia Dmitry Rogozin yang mengawasi pengembangan rudal tersebut memujinya sebagai "pembunuh sistem pertahanan rudal".
Departemen Pertahanan Rusia masih menutupi hasil atas uji coba elemen ICBM tersebut yang dilakukan di fasilitas Kapustin Yar, Rusia. Namun hanya mengatakan bahwa "(hasil simulasi) Hulu ledak menghantam sasaran yang ditentukan dan dalam waktu yang juga ditentukan."
Rudal RS-26 akan diproduksi di pabrik Votkinsk di Ural, Udmurtia, di mana disanalah rudal-rudal yang berbahan bakar padat dibuat.
No comments:
Post a Comment