JAKARTA : Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Marsetio mengatakan pemerintah
belum menentukan sikap atas tawaran hibah sejumlah kapal selam dari
Rusia.
Pernyataan ini disampaikan KASAL usai melakukan kunjungan ke
Rusia bersama Kementerian Pertahanan, untuk pembicaraan awal tentang
tawaran hibah tersebut.
Laksamana Marsetio mengatakan, selain membicarakan urusan hibah,
perwakilan Indonesia juga melihat kondisi dan kemampuan kapal selam
Rusia. “Yang ditawarkan kapal selam Kilo Class,” ujar Marsetio di kantor
Kementerian Pertahanan, Jakarta, Selasa, 1 Oktober 2013.
Marsetio menyebut kapal selam Kilo Class Rusia mempunyai kemampuan
bagus dan kapal selam produksi 1990-2000-an itu tergolong canggih.
Kapal selam kilo yang ditawarkan Rusia mampu menembakkan rudal dari
dalam laut ke permukaan. Rudal yang diluncurkan pun punya jangkauan
jauh, yakni 300 kilometer. “Indonesia belum punya kapal selam seperti
itu,” ujar Laksamana Marsetio.
Saat ditanya kemungkinan sikap Indonesia dan Rusia, Marsetio mengaku
tak tahu. Menurut dia, kedua negara belum ada kesepakatan untuk hibah
itu. Marsetio memilih bungkam saat ditanya soal kendala yang dihadapi.
Begitu pula soal berapa dana yang diperlukan Indonesia untuk hibah ini.
“Itu pembicaraan tingkat Menteri Pertahanan. Soal jumlah (kapal selam
yang akan dihibahkan) belum ada kesepakatan juga,” ujar dia.
Sebelumnya, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan
pemerintah Rusia menawarkan 10 unit kapal selam kepada Indonesia. Meski
demikian, Menteri Pertahanan juga belum menyebut titik terang dalam
tawaran hibah ini.
Menyambut pernyataan Menteri Pertahanan tersebut,
Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq mengatakan, tawaran 10 unit kapal
selam dari Pemerintah Rusia kepada Pemerintah Indonesia, merupakan hal
menarik dan tawaran itu perlu dikaji lebih lanjut.
Sumber : JKGR
No comments:
Post a Comment