Di saat yang sama, Kementerian Pertahanan berencana menata ulang
sistem pertahanan ibu kota negara, termasuk menyiapkan sejumlah skenario
jika ibukota dalam bahaya/ mendapatkan serangan dari pihak asing. Untuk
Wakil menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin melakukan pertemuan
tertutup dengan Gubernur DKI Jakarta untuk membahas penyelarasan
pembangunan di DKI Jakarta dan strategi pertahanan nasional.
Tahun depan kita mau buat basement di Monas hampir 160 hektar. Fungsi pertahanan, strategi pertahanan ada di situ, tidak hanya parkir, jualan souvenir tapi ada strategi pertahanan,” ungkap Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (21/8/2013).
Strategi pertahanan dari Kementerian Pertahanan akan diakomodasi
dalam Detail Engineering Design (DED) pembangunan ruang bawah tanah di
kawasan Jakarta Pusat.
Wakil menteri Pertahanan juga meminta kepada Jokowi untuk
memfasilitasi dan mengakomodasi penempatan alutsista di titik strategis
dalam suatu tata ruang pertahanan di Jakarta.
Bulan September, Oktober Kemhan akan menerima ratusan tank berat yang masuk Jakarta dan disebarkan di satuan operasional. Kita juga akan menerima roket jarak jauh untuk mengamankan ibukota, serta sejumlah pesawat tempur, puluhan tank amfibi. Alutsistaini supaya Jakarta tidak hanya nyaman, tetapi juga aman,” tutur Sjafrie.
Pemerintah DKI Jakarta juga akan membenahi akses jalan ke
wilayah Kemayoran agar bisa dijadikan tempat pendaratan pesawat dalam
keadaan darurat. Flyover yang ada di sekitar Kemayoran akan diganti
dengan underpass/ bawah tanah. Demikian juga dengan jalan tol Jagorawi
akan kembali difungsikan bisa didarati pesawat tempur. Terkait rencana
itu, Pemerintah DKI Jakarta, akan mengganti flyover dan jembatan
penyeberangan menjadi underpass, sepanjang jalan dari Jakarta menuju Tol
Jagorawi.
Kedepannya, pihak pemerintahan atau swasta yang ingin membangun
gedung di lokasi yang berhubungan dengan pertahanan keamanan, akan
diatur oleh Pemprov DKI. ”Saat mereka minta IMB. Tidak saya beri IMB
kalau tidak begini. Banyak sekali. Dan ini saya kira memang untuk
kepentingan negara,” ujar Jokowi.
Jokowi berharap sistem pertahanan Jakarta seperti di Film Olympus Has
Fallen. ”Itu lho kayak di Olympus Has Fallen. Ada terowongan yang kita
tau kalau ada apa-apa harus ke mana,” ujar Jokowi.
Film Olympus Has Fallen mengkisahkan tentang Gedung Putih, di
Washington DC yang diserang oleh sekelompok teroris yang awalnya
menyamar sebagai tamu kenegaraan. Mendapat serangan itu, sistem keamanan
Gedung Putih bereaksi dengan peralatan tempur yang canggih.
Gubernur Jakarta menjelaskan Jakarta sebagai ibukota negara harus
memiliki skenario yang detail terkait pertahanan. Dia juga mengaku kaget
dengan belum adanya sistem pertahanan yang mumpuni di Jakarta. ”Saya
juga kaget. Kalau ada apa-apa lari ke mana, sembunyikan alat-alat perang
di mana. Pertanyaan bagusnya memang kenapa baru sekarang,” ujar Jokowi
sambil mengangkat bahu.
Jokowi sempat membandingkan Jakarta dengan Keraton Solo. “Keraton
Solo ada kok terowongan, muat perahu, jadi kalau raja diserbu, lari ke
mana juga sudah tahu. Bayangin, itu 300 tahun lalu,” lanjutnya.
Ketika di kejar tentang detil pangkalan militer di bawah Monas itu,
Jokowi enggan menjawabnya. ”Strateginya seperti apa, ya tidak dikasih
tahu dong, bisa bubar nanti. Namanya administrasi pertahanan negara,
jadi harus aman,” kata Jokowi sambil tertawa.
Sumber : JKGR
No comments:
Post a Comment