Kasus
kekerasan yang terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia, masih menjadi
perhatian menarik jajaran TNI. Selain Wilayah Papua, daerah perbatasan
yang masih rawan rawan konflik adalah wilayah kalimantan.
Panglima TNI
Laksamana Agus Suhartono menyebutkan 10 daerah di Pulau Kalimantan masih
rawan konflik perbatasan atau outstanding boundary problems
(ODP), beberapa waktu lalu. Dia mengatakan konflik-konflik di perbatasan
umumnya dipicu oleh persoalan batas wilayah dan itu memerlukan upaya
bersama untuk mengatasinya.
Ia menjelaskan terkait keberadaan daerah
perbatasan rawan konflik tersebut, TNI mengirimkan pasukan guna membantu
melakukan pengamanan di daerah tersebut.
Standarisasi sarana dan prasarana pos
pengamanan perbatasan (Pamtas), katanya, juga telah diterbitkan,
sehingga penempatan ulang pos tersebut akan segera dilakukan dalam upaya
peningkatan efektivitas pengamanan batas Negara oleh personel TNI.
Untuk pembangunan perbatasan, TNI membantu ke
daerah-daerah yang sulit dijangkau melalui peraturan presiden, seperti
Papua dan Papua Barat. Sementara itu,
Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi mengatakan ada 11 lokasi prioritas
yang menjadi perhatian utama dalam program BNPP untuk 2013.
Kementerian Dalam Negeri juga telah memiliki
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Pedesaan, guna
membantu percepatan pembangunan di daerah perbatasan. Hingga
TA 2013, pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan telah memasuki 50 lokasi
prioritas (lokpri), yang 39 di antaranya sudah terjangkau pada 2012.
BNPP sendiri telah mengusulkan kepada
Direktorat Jenderal Pemberdayaan Masyarakat Desa Kemendagri agar 61
lokasi prioritas yang belum mendapatkan alokasi PNPM Mandiri Perdesaan
dapat ditangani pada 2014, dengan usulan besaran alokasi Rp3,5 miliar
per lokasi. Sementara itu terkait
daerah perbatasan dengan negara tetangga, masih ada wilayah rawan
konflik yang memerlukan perhatian dan negosiasi dengan negara terkait.
Pada perbatasan RI-Malaysia, Panitia Nasional
Joint Indonesia-Malaysia Boundary Comittee (JIM) sedang dalam proses
berunding untuk penyelesaian lima daerah ODP di sektor timur. Patok
batas negara RI-Malaysia sepanjang 2.004 kilometer telah diselesaikan 24
persen dan sedang diupayakan untuk meningkatkan kapasitas kemampuan
agar tercapai 30 - 50 km per tahun per sektor. Semoga semua wilayah
perbatasan di tanah air menjadi perhatian khusus pemerintah untuk terus
di perhatikan !!
Sumber : Kompasiana
No comments:
Post a Comment