Pembelian Heli Serang untuk Puspenerbad TNI-AD
semakin mendekati kenyataan. Entah yang nantinya di pilih AH-64D
Apache,AH-1Z Viper atau UH-60 Blackhawk biarlah para petinggi-petinggi
Kementrian Pertahanan dan TNI yang menentukannya. Walau Mi-35P Hind
buatan Rusia sudah menjadi bagian Skadron 31/serbu Puspenerbad TNI-AD,
sejatinya dan idealnya adalah dengan menggenapkan menjadi full 1 Skadron
untuk berdampingan dengan Skadron Mi-17. Biarlah hanya para petinggi -
petinggi tersebut yang mengetahui alasannya,mengapa Mi-35P Hind tidak
digenapkan menjadi 1 Skadron.
Namun yang menjadi perhatian bagi saya adalah keberadaan Korps Marinir TNI-AL dengan segala kelengkapan Alutsistanya. Korps Marinir Republik Indonesia merupakan kekuatan pemukul dan pendarat TNI-AL dan bagian dari SSAT (Sistem Senjata Armada Terpadu ). Secara garis besar Korps Marinir bertugas merebut kedudukan pantai musuh, mengamankan obyek Vital TNI-AL dan melaksanakan tugas-tugas Pertahanan Negara lainnya. Berdasarkan rencana pengembangan kekuatan TNI-AL yang disusun dalam jangka waktu 2005-2024, kekuatan Korps Marinir (Kormar) akan ditingkatkan baik dari segi struktur maupun kekuatan fisik. Jumlah ini pada masa depan akan ditingkatkan hingga 60.000 personel.
Memang sudah selayaknya Korps Marinir di mekarkan hingga 3 divisi. Sejalan dengan pengembangan kekuatan Armada Laut TNI-AL yang akan dikembangkan dari 2 armada menjadi 3 armada. Sebagai negara kepulauan, Indonesia tentunya harus memiliki Angkatan Laut yang kuat,termasuk Korps Marinir. peran Marinir menjadi sangat diperlukan manakala ada konflik yang berkaitan dalam tahap merebut pulau yang diduduki musuh atau yang dipersengketakan. Melalui serangan laut dan operasi amfibi, Marinir melakukan pendaratan dengan sejumlah alutsistanya.
Korps Marinir saat ini adalah satuan tempur yang paling lengkap mobilitas tempur dan gerak operasionalnya. Kekuatan persenjataannya diperkirakan memiliki 400-450 Tank Amfibi dan Panser Amfibi serta ratusan alat tempur lainnya seperti Meriam, Howitzer, MRLS, Rudal Arhanud dan Rudal Anti Tank. Alutsista Marinir terbaru adalah Tank Amfibi jenis IFV (Infantry Fighting Vehicle) berupa BMP-3F buatan Rusia. Yang mana pada tahun 2013 ini tengah di tunggu kedatangannya sebanyak 37 unit BMP-3F. Tank Amfibi sejenis IFV yang lain berupa Tank BVP-2 dari Slovakia dan AMX-10P Marine buatan Prancis, Jenis APC ( Armoured Personnel Carriers) berupa BTR-50 dan BTR-80A buatan Rusia, Jenis ATV (Amphibious Tracked Vehicles) berupa LVTP-7A1 buatan AS ( Hibah dari Korsel ), Sedangkan Light Tank bertumpu pada kekuatan PT-76 buatan Rusia dan AMX-10 PAC90 buatan Perancis.
Dengan kekuatan pemukul yang telah di sebutkan di atas, sudah selayaknya Korps Marinir melengkapi dirinya dengan kekuatan payung udara yang bisa saling mengisi dengan kesatuan matra lain, dalam hal ini Dispenerbal TNI-AL, Puspenerbad TNI-AD dan TNI-AU. Alangkah idealnya bila Korps Marinir di perkuat dengan Helikopter Serang seperti yang di miliki oleh US Marine Corps. Dengan pilihan type sama yang di miliki oleh US Marine Corps berupa The Bell AH-1Z Viper/Zulu, setidaknya kehadiran 2-3 Skadron helikopter serang ini sangat di butuhkan untuk memayungi 2-3 Pasmar TNI-AL. Dengan Pengalaman bertempur yang sudah teruji di medan tempur alias Battle Proven, harga per unit yang lebih murah di bandingkan dengan AH-64D Apache, maintenance yang lebih simpel ketimbang Mi-35P Hind dan dengan bodinya yang super langsing, bisa nangkring di atas LPD (Landing Platform Dock) Makassar Class TNI-AL.
Dengan segala kelebihan yang di milikinya, The Bell AH-1Z Viper/Zulu sangat pantas untuk di miliki oleh Korps Marinir TNI-AL. Lha wong, AH-64D Apache saja sudah dipersilahkan oleh Paman Sam (Amerika Serikat ) untuk di beli oleh TNI-AD, apalagi AH-1Z Viper/Zulu yang sudah duluan lahir namun sudah di lengkapi teknologi terkini, jadi jangan ragu untuk memilihnya. Kalau ingin melihat Korps Marinir TNI-AL kita memiliki Arsenal Gahar, jangan terlalu lama mempertimbangkannya, segera masukkan di Inventory List pembelian dalam MEF tahap II tahun 2014-2019. Sudah waktunya Korps Marinir TNI-AL Besar,Kuat dan Modern
Korps Marinir ….…. Jalesu Bhumyamca Jayamahe ( Di Laut dan Darat Kita Jaya)
Namun yang menjadi perhatian bagi saya adalah keberadaan Korps Marinir TNI-AL dengan segala kelengkapan Alutsistanya. Korps Marinir Republik Indonesia merupakan kekuatan pemukul dan pendarat TNI-AL dan bagian dari SSAT (Sistem Senjata Armada Terpadu ). Secara garis besar Korps Marinir bertugas merebut kedudukan pantai musuh, mengamankan obyek Vital TNI-AL dan melaksanakan tugas-tugas Pertahanan Negara lainnya. Berdasarkan rencana pengembangan kekuatan TNI-AL yang disusun dalam jangka waktu 2005-2024, kekuatan Korps Marinir (Kormar) akan ditingkatkan baik dari segi struktur maupun kekuatan fisik. Jumlah ini pada masa depan akan ditingkatkan hingga 60.000 personel.
Memang sudah selayaknya Korps Marinir di mekarkan hingga 3 divisi. Sejalan dengan pengembangan kekuatan Armada Laut TNI-AL yang akan dikembangkan dari 2 armada menjadi 3 armada. Sebagai negara kepulauan, Indonesia tentunya harus memiliki Angkatan Laut yang kuat,termasuk Korps Marinir. peran Marinir menjadi sangat diperlukan manakala ada konflik yang berkaitan dalam tahap merebut pulau yang diduduki musuh atau yang dipersengketakan. Melalui serangan laut dan operasi amfibi, Marinir melakukan pendaratan dengan sejumlah alutsistanya.
Korps Marinir saat ini adalah satuan tempur yang paling lengkap mobilitas tempur dan gerak operasionalnya. Kekuatan persenjataannya diperkirakan memiliki 400-450 Tank Amfibi dan Panser Amfibi serta ratusan alat tempur lainnya seperti Meriam, Howitzer, MRLS, Rudal Arhanud dan Rudal Anti Tank. Alutsista Marinir terbaru adalah Tank Amfibi jenis IFV (Infantry Fighting Vehicle) berupa BMP-3F buatan Rusia. Yang mana pada tahun 2013 ini tengah di tunggu kedatangannya sebanyak 37 unit BMP-3F. Tank Amfibi sejenis IFV yang lain berupa Tank BVP-2 dari Slovakia dan AMX-10P Marine buatan Prancis, Jenis APC ( Armoured Personnel Carriers) berupa BTR-50 dan BTR-80A buatan Rusia, Jenis ATV (Amphibious Tracked Vehicles) berupa LVTP-7A1 buatan AS ( Hibah dari Korsel ), Sedangkan Light Tank bertumpu pada kekuatan PT-76 buatan Rusia dan AMX-10 PAC90 buatan Perancis.
Dengan kekuatan pemukul yang telah di sebutkan di atas, sudah selayaknya Korps Marinir melengkapi dirinya dengan kekuatan payung udara yang bisa saling mengisi dengan kesatuan matra lain, dalam hal ini Dispenerbal TNI-AL, Puspenerbad TNI-AD dan TNI-AU. Alangkah idealnya bila Korps Marinir di perkuat dengan Helikopter Serang seperti yang di miliki oleh US Marine Corps. Dengan pilihan type sama yang di miliki oleh US Marine Corps berupa The Bell AH-1Z Viper/Zulu, setidaknya kehadiran 2-3 Skadron helikopter serang ini sangat di butuhkan untuk memayungi 2-3 Pasmar TNI-AL. Dengan Pengalaman bertempur yang sudah teruji di medan tempur alias Battle Proven, harga per unit yang lebih murah di bandingkan dengan AH-64D Apache, maintenance yang lebih simpel ketimbang Mi-35P Hind dan dengan bodinya yang super langsing, bisa nangkring di atas LPD (Landing Platform Dock) Makassar Class TNI-AL.
Dengan segala kelebihan yang di milikinya, The Bell AH-1Z Viper/Zulu sangat pantas untuk di miliki oleh Korps Marinir TNI-AL. Lha wong, AH-64D Apache saja sudah dipersilahkan oleh Paman Sam (Amerika Serikat ) untuk di beli oleh TNI-AD, apalagi AH-1Z Viper/Zulu yang sudah duluan lahir namun sudah di lengkapi teknologi terkini, jadi jangan ragu untuk memilihnya. Kalau ingin melihat Korps Marinir TNI-AL kita memiliki Arsenal Gahar, jangan terlalu lama mempertimbangkannya, segera masukkan di Inventory List pembelian dalam MEF tahap II tahun 2014-2019. Sudah waktunya Korps Marinir TNI-AL Besar,Kuat dan Modern
Korps Marinir ….…. Jalesu Bhumyamca Jayamahe ( Di Laut dan Darat Kita Jaya)
No comments:
Post a Comment