Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat China (PLAAF) baru-baru ini
menerima 15 pesawat pembom Xian H-6K yang berkemampuan nuklir, Jane's
Defence Weekly melaporkan.
Pembom H-6K China (Foto Via luftwaffeas.blogspot.com) |
Xian H-6K, versi terbaru dari pembom H-6 yang awalnya adalah versi lokal
yang dibangun oleh China pada tahun 1960-an berdasarkan pesawat pembom
Rusia Tupolev Tu-16. H-6K merupakan pesawat berukuran medium yang
dirancang untuk melakukan serangan jarak jauh, serangan stand-off dan patroli udara di wilayah yang luas.
Tidak seperti pendahulunya, H-6K mampu membawa rudal jelajah di bawah
sayapnya. H-6K juga bermanuver lebih lincah daripada H-6 dan hanya
membutuhkan sedikit kru untuk mengoperasikannya (H-6 4 kru). H-6K
dilaporkan memiliki radius tempur hingga 3.500 km. Pesawat ini dapat
membawa senjata di internal weapon bay dan pada empat tiang (pylon) underwing.
China sendiri memiliki rudal jelajah berkemampuan nuklir Changjian-10
(DH-10A) yang memiliki jangkauan 1.500-2.000 km, yang akan efektif
meningkatkan jangkauan pesawat pembom ini menjadi 4.000-5.000 km. Analis
menyatakan bahwa rudal DH-10A dapat mencapai Okinawa (barat daya
Jepang), Guam dan bahkan Hawai dari China daratan apabila dikombinasikan
dengan H-6K.
H-6K pertama kali terbang pada tanggal 5 Januari 2007 dan mulai
digunakan oleh Angkatan Udara PLA pada bulan Oktober 2009 bertepatan
dengan perayaan ulang tahun Republik Rakyat China ke-60. Saat ini pembom
H-6K masih menggunakan mesin dari Rusia NPO Saturn D-30KP-2 turbofan,
namun pada Januari 2009, China mulai mengembangkan mesin turbofan
sendiri WS-18
Rudal jelajah DH-10A China (Foto : Ausairpower) |
No comments:
Post a Comment