Sketsa Kapal Militer Buaya terbang. |
Tak
lama lagi Indonesia kembali akan unjuk kekuatan dalam bidang teknologi
militer salah satunya yang akan di ujicoba pada tahun 2013 adalah kapal
Militer Crocodile Hydrofoil dengan sandi Buaya Terbang buatan Seorang Dosen Institut Teknologi Sepuluh November (ITS).
Kapal
"buaya" ini sebenarnya kapal militer yang terinspirasi dari pergerakan
unik hewan reptil zaman purba tersebut. Dr Ir Wisnu Wardhana SE Msc,
dosen di Jurusan Teknik Kelautan ITS, menamai kapal rancangannya itu
dengan Kapal Perang Crocodile-Hydrofoil (KPC-H).
Kapal buaya merupakan kapal non permukaan pertama yang dirancang khusus menggabungkan antara teknologi kapal selam dengan teknologi kapal cepat hydrofoil permukaan, karena desainnya yang unik dan pertama di dunia, kapal ini mampu bergerak dengan kecepatan tinggi dan memiliki kemampuan kamuflase layaknya siluman guna memenuhi tantangan teknologi militer masa depan.
Kapal buaya merupakan kapal non permukaan pertama yang dirancang khusus menggabungkan antara teknologi kapal selam dengan teknologi kapal cepat hydrofoil permukaan, karena desainnya yang unik dan pertama di dunia, kapal ini mampu bergerak dengan kecepatan tinggi dan memiliki kemampuan kamuflase layaknya siluman guna memenuhi tantangan teknologi militer masa depan.
Tugas
pokok dari "Buaya" ini nantinya, diklaim mampu menyamar, mencegat,
menyusup, melepaskan pasukan komando dengan hening merekam atau mengirim
data kondisi awan serta spionase. Tak hanya itu, kapal buaya juga saya
rancang untuk bisa menebar ranjau,
serta menyerang atau menghindar dengan cepat.
Filosofi
buaya diambil karena predator ini mampu memangsa dengan cepat. Buaya
juga terkenal sebagai hewan yang kuat, tangguh, dan berada pada rantai
makanan cukup tinggi. "Kelihatannya saja buaya diam dan tenang, tapi
tiba-tiba langsung menyambar. Kita butuh yang seperti itu, kapal perang
yang mampu mengejutkan musuh," tuturnya kata si Dosen.
Kegelisahan Wisnu akan lepasnya berbagai pulau berharga di Nusantaralah yang mendorongnya merancang kapal buaya. Dia menilai, Indonesia membutuhkan kapal perang dengan tingkat teknologi tinggi. Dia pun mengombinasikan unsur kecepatan dan tidak mudah dideteksi pada kapal rancangannya tersebut.
No comments:
Post a Comment