Pentingnya Selat Malaka sebagai lalu lintas perdagangan dunia, menjadi
perhatian serius TNI Angkatan Laut. Sebab, di kawasan Selat Malaka
rentan terjadi kejahatan, baik perampokan, teroris dan aksh kejahatan
lainnya.
Saat gelar upacara peringatan HUT ke 67 Armada RI di Pangkalan Komando Armada Timur, Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono mengatakan, sampai saat ini, pihaknya fokus menjaga Selat Malaka dari berbagai gangguan yang mengancam kedaulatan RI.
"Selat Malaka itu atensi pengamanan bagi para prajurit, khususnya TNI AL. Hal ini karena Selat Malaka adalah kawasan penting sebagai jalur lalu lintas dunia," kata Agus dalam pidatonya di depan 2400 prajurit, Rabu (5/11).
Menurut dia, tiap tahunnya, ada sekitar 64 ribu lebih kapal pengangkut komoditi yang melintasi Selat Malaka. Selain itu, ada sepertiga perdagangan dunia juga melewati perairan yang menghubungkan beberapa negara, di antaranya Indonesia, Malaysia, Singapura dan Thailand.
"Untuk itu, di tahun 2013 mendatang, TNI akan menyiapkan pengembangan dan peremajaan alutsista (alat utama sistem senjata), guna membangun kapasitas dan kapabilitas secara nasional dan menjaga konsistensi kekuatan pertahanan bangsa."
Selanjutnya, usai menegaskan pentingnya pengamanan di Selat Malaka, pada acara yang dihadiri Pangarmatim Laksamana Muda TNI Agung Pramono, Pangarmabar Laksamana TNI Sadiman, para Pangkotama TNI AL, sejumlah mantan Panglima Armada RI, mantan KSAL, Kapolda Jatim Irjen Pol Hadiatmoko, Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Murdjito, serta Sekdaprov Jawa Timur Rasiyo itu, juga menghadirkan pertunjukan kolosal Pendaratan Pasukan-M guna mendukung perjuangan I Gusti Ngurah Rai di Bali dalam melaksanakan Puputan Margarana.
Selain itu, sekitar 2.400 personel mengikuti upacara dan melakukan defile, disertai pameran alat perang TNI. Dan sebelum puncak upacara digelar, juga dilakukan berbagai kegiatan sosial, seperti pembersihan Sungai Kalimas dengan melibatkan semua unsur dari Prajurit TNI.
Ada juga kegiatan bedah beberapa rumah kumuh, pameran Alutsista, parade kesenian, pemecahan Rekor MURI Indonesia berupa memasak nasi goreng melibatkan 1.762 juru masak awak KRI dan Prajurit TNI AL.
Saat gelar upacara peringatan HUT ke 67 Armada RI di Pangkalan Komando Armada Timur, Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono mengatakan, sampai saat ini, pihaknya fokus menjaga Selat Malaka dari berbagai gangguan yang mengancam kedaulatan RI.
"Selat Malaka itu atensi pengamanan bagi para prajurit, khususnya TNI AL. Hal ini karena Selat Malaka adalah kawasan penting sebagai jalur lalu lintas dunia," kata Agus dalam pidatonya di depan 2400 prajurit, Rabu (5/11).
Menurut dia, tiap tahunnya, ada sekitar 64 ribu lebih kapal pengangkut komoditi yang melintasi Selat Malaka. Selain itu, ada sepertiga perdagangan dunia juga melewati perairan yang menghubungkan beberapa negara, di antaranya Indonesia, Malaysia, Singapura dan Thailand.
"Untuk itu, di tahun 2013 mendatang, TNI akan menyiapkan pengembangan dan peremajaan alutsista (alat utama sistem senjata), guna membangun kapasitas dan kapabilitas secara nasional dan menjaga konsistensi kekuatan pertahanan bangsa."
Selanjutnya, usai menegaskan pentingnya pengamanan di Selat Malaka, pada acara yang dihadiri Pangarmatim Laksamana Muda TNI Agung Pramono, Pangarmabar Laksamana TNI Sadiman, para Pangkotama TNI AL, sejumlah mantan Panglima Armada RI, mantan KSAL, Kapolda Jatim Irjen Pol Hadiatmoko, Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Murdjito, serta Sekdaprov Jawa Timur Rasiyo itu, juga menghadirkan pertunjukan kolosal Pendaratan Pasukan-M guna mendukung perjuangan I Gusti Ngurah Rai di Bali dalam melaksanakan Puputan Margarana.
Selain itu, sekitar 2.400 personel mengikuti upacara dan melakukan defile, disertai pameran alat perang TNI. Dan sebelum puncak upacara digelar, juga dilakukan berbagai kegiatan sosial, seperti pembersihan Sungai Kalimas dengan melibatkan semua unsur dari Prajurit TNI.
Ada juga kegiatan bedah beberapa rumah kumuh, pameran Alutsista, parade kesenian, pemecahan Rekor MURI Indonesia berupa memasak nasi goreng melibatkan 1.762 juru masak awak KRI dan Prajurit TNI AL.
Sumber : Merdeka
No comments:
Post a Comment