Sejumlah prajurit Korps Marinir TNI AL mempersiapkan materiil tempur disela-sela upacara pembukaan Latihan Gabungan (Latgab) TNI 2012, di Dermaga Koarmatim, Ujung Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (20/10). Latgab tersebut bertujuan untuk untuk meningkatkan dan menguji kemampuan prajurit dan satuan TNI dalam merencanakan, melaksanakan, serta mengendalikan mekanisme Operasi Gabungan TNI secara tepat guna dan berhasil guna dalam rangka menghadapi kemungkinan kontinjensi yang diperkirakan akan terjadi. (Foto: ANTARA/M Risyal Hidayat/ss/nz/12)
20 Oktober 2012, Surabaya: Sejumlah persenjataan TNI dari tiga matra digunakan dalam Latihan Gabungan TNI tahun 2012 di Dermaga Koarmatim, Ujung, Surabaya, Sabtu (20/10).
Beberapa persenjataan yang digunakan diantaranya, 1 unit Radar Giraffe, 5 unit Meriam Penangkis Serangan Udara (PSU) Rhenmetal 20 mm, 4 unit Rudal Robot Bofors Sistem (RBS-70) dari Yon Arhanudri-2 Kostrad, 4 pucuk Mortir 8 Tampela, 4 pucuk Mortir 60 RR dan 4 pucuk Senapan Mesin Sedang dan Berat.
Persenjataan lainnya adalah 4 unit Tank Amfibi jenis Palawa Tanka (PT) 76-M dari Menkav-1 Marinir. Selain itu, 2 BTR 50-PM, 2 BTR 50 PK dan 3 BTR 50 P, 4 unit Kendaraan Amfibi Pengangkut Artileri (Kapa) dari Menkav-1Marinir Surabaya. Juga 4 pucuk Meriam Howitzer 105 mm dan 2 unit kendaraan roket RM-70 Grad, 2 kendaraan tempur Sea Rider milik Satuan Kopaska Koarmatim dan 2 Helikopter Kolibri dari TNI Angkatan Udara.
Beberapa peralatan tempur yang berada di jajaran Koarmatim juga terlibat dalam latihan akbar ini. Diantaranya 3 Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) jenis Perusak Kawal Rudal, 1 KRI klas Sigma, 1 Kapal Patrol Ship Killer (PSK), 1 Kapal Cepat Torpedo (KCT) dan 1 Kapal Fast Patrol Boat.
Dalam gladi tempur tersebut juga bergabung unsur kapal perang dari Komando Tugas Gabungan Laut (Kogasgabla).
Menurut Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, pada abad ke-21, bentuk perang berubah menjadi perang modern multi kompleks. Oleh karena itu, mengharuskan adanya doktrin militer yang kuat. Karena tanpa doktrin tersebut, perang modern dapat dipastikan akan menuju kekalahan. Bahkan perang gerilya sekalipun tidak akan dapat mencapai kemenangan.
Lebih lanjut, Panglima TNI mengatakan penetapan doktrin pertahanan kepulauan dan doktrin militer nasional yang komperhensif, cepat dan tepat menjadi bagian terpenting dalam penetapan strategi militer nasional dan perumusan pembangunan kekuatan demi tercapainya postur TNI.
Dalam konteks konsep Minimum Essential Force (MEF) atau kekuatan pokok minimum, Laksamana Agus mengatakan perlu konsep gelar militer pertahanan kewilayahan dan penyiapan komando gabungan yang memiliki interoperability tinggi.
“Pemilihan alutsista yang tepat dan cepat, merupakan kata kunci keberhasilan tugas TNI dalam menegakkan kedaulatan dan menjaga keutuhan NKRI,” katanya seperti dilansir dalam siaran pers Dinas Penerangan Koarmatim.
Laksamana Agus mengatakan, tujuan Latihan Gabungan TNI tahun ini adalah meningkatkan dan menguji kemampuan prajurit dan satuan TNI dalam merencanakan, melaksanakan, serta mengendalikan mekanisme operasi gabungan TNI secara tepat guna dan berhasil guna dalam rangka menghadapi kemungkinan kontinjensi yang diperkirakan akan terjadi.
Dalam pembukaan Latihan Gabungan TNI tahun 2012, bertindak sebagai Inspektur Upacara Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono dengan Komandan Upacara Pagdiv-2 Kostrad Mayjen TNI Setyo Sularso, yang menjabat sebagai Panglima Komando Gabungan (Pangkogab) Latgab TNI.
Pada upacara pembukaan, hadir tiga Kepala Staf Angkatan, Pangkostrad Mayjen TNI Gatot Nurmantyo, Pangarmatim Laksamana Muda TNI Agung Pramono dan para Pangkotama TNI sewilayah Surabaya. Sedangkan pasukan upacara terdiri dari satu Batalyon pasukan gabungan TNI AD, AL dan AU serta satu Kompi gabungan Pasukan Khusus TNI.
Usai upacara, Panglima TNI meninjau Markas Latihan Posko (Latposko) yang berada di Mako Komando Latihan (Kolat) Koarmatim. Saat peninjauan, Panglima TNI menerima paparan dari Direktur Olah Yudha (DOY) Brigjen TNI Siburian mengenai rencana garis besar dan konsep umum latihan.
Sumber: Jurnas
20 Oktober 2012, Surabaya: Sejumlah persenjataan TNI dari tiga matra digunakan dalam Latihan Gabungan TNI tahun 2012 di Dermaga Koarmatim, Ujung, Surabaya, Sabtu (20/10).
Beberapa persenjataan yang digunakan diantaranya, 1 unit Radar Giraffe, 5 unit Meriam Penangkis Serangan Udara (PSU) Rhenmetal 20 mm, 4 unit Rudal Robot Bofors Sistem (RBS-70) dari Yon Arhanudri-2 Kostrad, 4 pucuk Mortir 8 Tampela, 4 pucuk Mortir 60 RR dan 4 pucuk Senapan Mesin Sedang dan Berat.
Persenjataan lainnya adalah 4 unit Tank Amfibi jenis Palawa Tanka (PT) 76-M dari Menkav-1 Marinir. Selain itu, 2 BTR 50-PM, 2 BTR 50 PK dan 3 BTR 50 P, 4 unit Kendaraan Amfibi Pengangkut Artileri (Kapa) dari Menkav-1Marinir Surabaya. Juga 4 pucuk Meriam Howitzer 105 mm dan 2 unit kendaraan roket RM-70 Grad, 2 kendaraan tempur Sea Rider milik Satuan Kopaska Koarmatim dan 2 Helikopter Kolibri dari TNI Angkatan Udara.
Beberapa peralatan tempur yang berada di jajaran Koarmatim juga terlibat dalam latihan akbar ini. Diantaranya 3 Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) jenis Perusak Kawal Rudal, 1 KRI klas Sigma, 1 Kapal Patrol Ship Killer (PSK), 1 Kapal Cepat Torpedo (KCT) dan 1 Kapal Fast Patrol Boat.
Dalam gladi tempur tersebut juga bergabung unsur kapal perang dari Komando Tugas Gabungan Laut (Kogasgabla).
Menurut Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, pada abad ke-21, bentuk perang berubah menjadi perang modern multi kompleks. Oleh karena itu, mengharuskan adanya doktrin militer yang kuat. Karena tanpa doktrin tersebut, perang modern dapat dipastikan akan menuju kekalahan. Bahkan perang gerilya sekalipun tidak akan dapat mencapai kemenangan.
Lebih lanjut, Panglima TNI mengatakan penetapan doktrin pertahanan kepulauan dan doktrin militer nasional yang komperhensif, cepat dan tepat menjadi bagian terpenting dalam penetapan strategi militer nasional dan perumusan pembangunan kekuatan demi tercapainya postur TNI.
Dalam konteks konsep Minimum Essential Force (MEF) atau kekuatan pokok minimum, Laksamana Agus mengatakan perlu konsep gelar militer pertahanan kewilayahan dan penyiapan komando gabungan yang memiliki interoperability tinggi.
“Pemilihan alutsista yang tepat dan cepat, merupakan kata kunci keberhasilan tugas TNI dalam menegakkan kedaulatan dan menjaga keutuhan NKRI,” katanya seperti dilansir dalam siaran pers Dinas Penerangan Koarmatim.
Laksamana Agus mengatakan, tujuan Latihan Gabungan TNI tahun ini adalah meningkatkan dan menguji kemampuan prajurit dan satuan TNI dalam merencanakan, melaksanakan, serta mengendalikan mekanisme operasi gabungan TNI secara tepat guna dan berhasil guna dalam rangka menghadapi kemungkinan kontinjensi yang diperkirakan akan terjadi.
Dalam pembukaan Latihan Gabungan TNI tahun 2012, bertindak sebagai Inspektur Upacara Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono dengan Komandan Upacara Pagdiv-2 Kostrad Mayjen TNI Setyo Sularso, yang menjabat sebagai Panglima Komando Gabungan (Pangkogab) Latgab TNI.
Pada upacara pembukaan, hadir tiga Kepala Staf Angkatan, Pangkostrad Mayjen TNI Gatot Nurmantyo, Pangarmatim Laksamana Muda TNI Agung Pramono dan para Pangkotama TNI sewilayah Surabaya. Sedangkan pasukan upacara terdiri dari satu Batalyon pasukan gabungan TNI AD, AL dan AU serta satu Kompi gabungan Pasukan Khusus TNI.
Usai upacara, Panglima TNI meninjau Markas Latihan Posko (Latposko) yang berada di Mako Komando Latihan (Kolat) Koarmatim. Saat peninjauan, Panglima TNI menerima paparan dari Direktur Olah Yudha (DOY) Brigjen TNI Siburian mengenai rencana garis besar dan konsep umum latihan.
Sumber: Jurnas
No comments:
Post a Comment