TNI Angkatan Darat melaksanakan pameran berbagai Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) di Monumen Nasional (Monas), Jakarta, 6-8 Oktober 2012. Pameran ini dibuka secara resmi oleh Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Sabtu (6/10).
Persenjataan dan peralatan tempur prajurit TNI AD dari berbagai satuan dipamerkan dalam pameran ini mulai dari alutsista produk tahun 1950 sampai terkini. Namun untuk tank Leopard buatan Jerman gagal dipamerkan.
Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD), Jenderal Pramono Edhie Wibowo menjelaskan tank Leopard batal dipamerkan karena kedatangannya tidak tepat waktu pada 5 Oktober 2012. Sedangkan senjanta lainnya sudah bisa dilihat dalam pameran ini.
TNI AD berencana mengadakan persenjataan untuk satuan kavaleri yaitu tank Leopard 2A4 buatan Jerman tahun 1992 yang telah direkonstruksi persenjataan tahun 2012. Tank ini memiliki berat 62 ton dengan spesifikasi daya jelajah 55 km/jam, kecepatan maksimum 72 km/jam dan diawaki 4 personel menggunakan persenjataan Canon Rheinmetall 120 mm L 44 Smoothbore.
Selain itu, Leopard RI buatan Jerman tahun 2012 dengan spesifikasi senjata 120 mm, berat 61,5 ton, kecepatan maksimum 72 km/jam dan jarak tembak 5 km, serta tank Marder 1A3.
Sedangkan Panser ANOA buatan PT Pindad tahun 2006 menggunakan senapan mesin 12,7 mm dengan daya jelajah 600 km dengan berat 11 ton, juga dipamerkan.
“Dalam rangka HUT Ke-67 TNI, TNI AD mengadakan pameran sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada rakyat. Ini juga untuk memberikan informasi kepada rakyat mengenai alutsista TNI AD baik yang sudah digunakan maupun yang akan digunakan,” kata Jenderal Pramono Edhie.
KSAD mengakui bahwa TNI AD masih menggunakan persenjataan buatan tahun 1950-an, meskipun sudah ada lonjakan teknologi persenjataan yang harus digunakan oleh TNI AD.
Pada kesempatan itu, KSAD menegaskan untuk alutsista yang sudah bisa diproduksi di dalam negeri wajib hukumnya untuk digunakan oleh infanteri, kavaleri dan satuan di jajaran TNI AD.
“Produk dalam negeri yang sudah digunakan adalah helm, baju, rompi, sepatu, senjata/senapan ringan termasuk tank ANOA buatan PT Pindad. Semuanya digunakan oleh prajurit TNI AD,” kata Jenderal Pramono Edhie.
Pada pameran kali ini, TNI AD memamerkan alutsista buatan tahun 1950-an sampai saat ini, antara lain meriam anti pesawat udara S-60 buatan Rusia tahun 1950 dengan spesifikasi kaliber 57 mm dan jarak efektif 6 km. Selain itu, rudal mistral buatan Francis tahun 1974 yang telah dimodifikasi dengan teknologi tahun 2012 memiliki jarak tembakan sejauh 6,5 km dengan tinggi lintasan maksimum 4 km dan perkiraan perkenaan sasaran 97 persen. Rudal ini mudah dioperasikan dengan mobilitas tinggi.
Alutsista TNI AD untuk artileri medan (Armed) juga dipamerkan yaitu meriam M-48 kaliber 76 mm buatan Yugoslavia tahun 1958. Meriam ini memiliki berat 680 kg dengan jarak tembakan 8.750 meter yang diawaki oleh enam personel. Juga meriam kaliber 105 mm M101A1 buatan Amerika Serikat tahun 1940 dengan berat 2.260 kg mampu menjangkau sasaran maksimum 11.270 meter. Meriam ini dibeli dalam kondisi bekas dari AS pada tahun 1982.
Selain itu, kendaraan tempur taktis dilengkapi meriam RL kaliber 130 mm adalah buatan Ceko tahun 1951. Peralatan ini dibeli pada tahun 1976, memiliki jumlah laras sebanyak 32. Saat ini digunakan oleh Satuan Batalyon Armed 9/Kostrad.
KSAD juga menyampaikan bahwa TNI AD berencana mengadakan alutsista untuk artileri medan antara lain meriam 155 mm Caesar buatan Francis tahun 1990 dengan modifikasi teknologi tahun 2012 memiliki berat 18,5 ton , kecepatan tembakan 6 meriam permenit dengan jarak tembakan 40-50 km.
Alutsista lainnya adalah kendaraan tempur dilengkapi roket MLRS Astros II Avibras buatan Brazil tahun 1983 dengan berat 10 ton memiliki daya jelajah 48 km/jam dengan kecepatan maksimum roket 90 km/jam. Roket ini memiliki beberapa varian yaitu SS-30 kaliber 127 mm, SS-40 kaliber 180 mm, SS-60 kaliber 300 mm, SS-80 kaliber 300 mm dan SS-150 kaliber 300 mm.
Tank Scorpion buatan Inggris tahun 1981 diawaki 3 personel dengan spesifikasi berat 8,07 ton, kecepatan di jalan 80 km/jam, dilengkapi senjata mesin Coaxial kaliber 7,62 mm L37A1 dengan jelajah 644 km dan dengan tenaga 190/142 kw.
Selain itu, Panser Ferret buatan Inggris tahun 1952 dengan spesifikasi berat 3,7 ton, panjang 3,7 meter, lebar 1,91 meter, senjata utama 7,62 mm, jarak tempuh 306 km, kecepatan maksimum 93 km/jam, bermesin Rolls Royce B60 6 silinder (mesin bensin). Panser Saracen buatan Inggris tahun 1952 dengan spesifikasi senjata 7,62 mm dengan jarak tempuh 306 km; Panser Saladin, produk pabrik Alvis, United Kingdom tahun 1959 dengan berat 11.600 kg.
Pada pameran kali ini juga dipamerakan peralatan dan persenjataan produksi PT Pindad. Selain itu, kendaraan tempur Panhard buatan Francis tahun 1978 memiliki kemampuan daya jelajah 600 km.
Persenjataan dan peralatan tempur prajurit TNI AD dari berbagai satuan dipamerkan dalam pameran ini mulai dari alutsista produk tahun 1950 sampai terkini. Namun untuk tank Leopard buatan Jerman gagal dipamerkan.
Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD), Jenderal Pramono Edhie Wibowo menjelaskan tank Leopard batal dipamerkan karena kedatangannya tidak tepat waktu pada 5 Oktober 2012. Sedangkan senjanta lainnya sudah bisa dilihat dalam pameran ini.
TNI AD berencana mengadakan persenjataan untuk satuan kavaleri yaitu tank Leopard 2A4 buatan Jerman tahun 1992 yang telah direkonstruksi persenjataan tahun 2012. Tank ini memiliki berat 62 ton dengan spesifikasi daya jelajah 55 km/jam, kecepatan maksimum 72 km/jam dan diawaki 4 personel menggunakan persenjataan Canon Rheinmetall 120 mm L 44 Smoothbore.
Selain itu, Leopard RI buatan Jerman tahun 2012 dengan spesifikasi senjata 120 mm, berat 61,5 ton, kecepatan maksimum 72 km/jam dan jarak tembak 5 km, serta tank Marder 1A3.
Sedangkan Panser ANOA buatan PT Pindad tahun 2006 menggunakan senapan mesin 12,7 mm dengan daya jelajah 600 km dengan berat 11 ton, juga dipamerkan.
“Dalam rangka HUT Ke-67 TNI, TNI AD mengadakan pameran sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada rakyat. Ini juga untuk memberikan informasi kepada rakyat mengenai alutsista TNI AD baik yang sudah digunakan maupun yang akan digunakan,” kata Jenderal Pramono Edhie.
KSAD mengakui bahwa TNI AD masih menggunakan persenjataan buatan tahun 1950-an, meskipun sudah ada lonjakan teknologi persenjataan yang harus digunakan oleh TNI AD.
Pada kesempatan itu, KSAD menegaskan untuk alutsista yang sudah bisa diproduksi di dalam negeri wajib hukumnya untuk digunakan oleh infanteri, kavaleri dan satuan di jajaran TNI AD.
“Produk dalam negeri yang sudah digunakan adalah helm, baju, rompi, sepatu, senjata/senapan ringan termasuk tank ANOA buatan PT Pindad. Semuanya digunakan oleh prajurit TNI AD,” kata Jenderal Pramono Edhie.
Pada pameran kali ini, TNI AD memamerkan alutsista buatan tahun 1950-an sampai saat ini, antara lain meriam anti pesawat udara S-60 buatan Rusia tahun 1950 dengan spesifikasi kaliber 57 mm dan jarak efektif 6 km. Selain itu, rudal mistral buatan Francis tahun 1974 yang telah dimodifikasi dengan teknologi tahun 2012 memiliki jarak tembakan sejauh 6,5 km dengan tinggi lintasan maksimum 4 km dan perkiraan perkenaan sasaran 97 persen. Rudal ini mudah dioperasikan dengan mobilitas tinggi.
Alutsista TNI AD untuk artileri medan (Armed) juga dipamerkan yaitu meriam M-48 kaliber 76 mm buatan Yugoslavia tahun 1958. Meriam ini memiliki berat 680 kg dengan jarak tembakan 8.750 meter yang diawaki oleh enam personel. Juga meriam kaliber 105 mm M101A1 buatan Amerika Serikat tahun 1940 dengan berat 2.260 kg mampu menjangkau sasaran maksimum 11.270 meter. Meriam ini dibeli dalam kondisi bekas dari AS pada tahun 1982.
Selain itu, kendaraan tempur taktis dilengkapi meriam RL kaliber 130 mm adalah buatan Ceko tahun 1951. Peralatan ini dibeli pada tahun 1976, memiliki jumlah laras sebanyak 32. Saat ini digunakan oleh Satuan Batalyon Armed 9/Kostrad.
KSAD juga menyampaikan bahwa TNI AD berencana mengadakan alutsista untuk artileri medan antara lain meriam 155 mm Caesar buatan Francis tahun 1990 dengan modifikasi teknologi tahun 2012 memiliki berat 18,5 ton , kecepatan tembakan 6 meriam permenit dengan jarak tembakan 40-50 km.
Alutsista lainnya adalah kendaraan tempur dilengkapi roket MLRS Astros II Avibras buatan Brazil tahun 1983 dengan berat 10 ton memiliki daya jelajah 48 km/jam dengan kecepatan maksimum roket 90 km/jam. Roket ini memiliki beberapa varian yaitu SS-30 kaliber 127 mm, SS-40 kaliber 180 mm, SS-60 kaliber 300 mm, SS-80 kaliber 300 mm dan SS-150 kaliber 300 mm.
Tank Scorpion buatan Inggris tahun 1981 diawaki 3 personel dengan spesifikasi berat 8,07 ton, kecepatan di jalan 80 km/jam, dilengkapi senjata mesin Coaxial kaliber 7,62 mm L37A1 dengan jelajah 644 km dan dengan tenaga 190/142 kw.
Selain itu, Panser Ferret buatan Inggris tahun 1952 dengan spesifikasi berat 3,7 ton, panjang 3,7 meter, lebar 1,91 meter, senjata utama 7,62 mm, jarak tempuh 306 km, kecepatan maksimum 93 km/jam, bermesin Rolls Royce B60 6 silinder (mesin bensin). Panser Saracen buatan Inggris tahun 1952 dengan spesifikasi senjata 7,62 mm dengan jarak tempuh 306 km; Panser Saladin, produk pabrik Alvis, United Kingdom tahun 1959 dengan berat 11.600 kg.
Pada pameran kali ini juga dipamerakan peralatan dan persenjataan produksi PT Pindad. Selain itu, kendaraan tempur Panhard buatan Francis tahun 1978 memiliki kemampuan daya jelajah 600 km.
Sumber : Jurnas
No comments:
Post a Comment